Padang Roco

Padang Roco

Situs Candi Padang Roco terletak di Jorong Sungai Langsek, Kenagarian Siguntur, Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya. Secara geografis situs ini terletak pada sebuah dataran pada ketinggian sekitar 160 mdpl dan terletak pada posisi 1 LS dan 109 44' BT. [1] Lokasi candi sendiri berada di sebuah pulau yang dipisahkan oleh sebuah sungai dengan nama Sungai Dareh. Hal yang mempersulit akses ke lokasi candi adalah transportasi dan yang kurang memadai karena hanya mengandalkan rakit untuk memobilisasi masyarakat.

Wilayah Dharmasraya pada dahulunya pernah menjadi pusat pemerintahan dan ibukota Kerajaan Malayu mulai tahun 1286 sampai dengan tahun 1347 M telah diakui oleh para sarjana sejarah dan arkeologi. Daerah Sungai Langsek sendiri merupakan lokasi ditemukannya lapik arca Amoghapasa yang dikirim oleh Raja Krtanegara ke Tanah Malayu. Candi Padang Roco merupakan candi bernafaskan agama Buddha. Keberadaan Candi Padang Roco merupakan salah satu bukti bahwa pada dahulunya wilayah pernah dijadikan sebagai pusat pemerintahan, sehingga perlu dibuat candi-candi sebagai sarana ibadah raja, keluarga dan rakyatnya.

Situs Candi Padangroco memiliki tinggalan berupak 4 buah candi, yaitu Candi Padangroco I, II, III, IV. Candi Padang Roco I merupakan Candi Induk dengan ukuran 21 m X 21 m dengan ketinggian struktur bata sekitar 90 cm dan pada bagian tengah sekitar 3 m. Bangunan induk ini mempunyai tangga masuk pada keempat sisinya dengan orinetasi baratdaya-timurlaut.

Candi Padangroco II merupakan candi yang terbuat dari konstruksi susunan bata, berdenah bujur sangakr, dengan ukuran 4,40 x 4,40 m. Tinggi bangunan yang masih tersisa sekarang 1,28 cm. Pintu masuk dan tangga yang menjadi arah hadap terletak di sisi barat sehingga, bangunan candi tersebut beroreintasi ke baratdaya-timurlaut.

Candi Padangroco III merupakan bangunan dengan struktur bata. Memiliki denah bujur sangkar terdiri dari 3 undakan. Undakan pertama terletak paling atas berukurran 2x2 m, dengan tinggi bangunan yang masih tersisa di bagian selatan, yang terdiri dari 7 lapis bata. Pada bagian baratdaya candi terdapat sebuah kolam, yang mungkin dulunya merupkan tempat mencuci kaki sebelum masuk ke candi. Sedangkan Candi Padangroco IV masih berupa reruntuhan bata di sudut belakang Candi Padangroco II.

Kompleks Percandian Padang Roco merupakan salah satu bukti eksistensi Kerajaan Malayu yang berpusat di Dharmasraya (Kabupaten Dharmasraya), sebelum dipindahkan ke pedalaman Sumatera (Saruaso) Kab. Tanah Datar. Keberadaan Candi yang berlatar belakang Hindu/Budha ini berawal dari informasi hasil penelitian terhadap kepurbakalaan Daerah Aliran Sungai Batanghari (DAS) oleh Verkerk Pistorius pada tahun 1860-an. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Van Stein Callenfels yang hasilnya menguraikan tentang adanya temuan sisa bata di daerah Padang Roco. Dari hasil temuan tersebut pada tahun 1935, F.M. Schnitger melanjutkan penelitian tersebut. Selanjutnya penelitian dilakukan oleh Puslitarkenas, SPSP Sumbar Riau dan Balar Medan. Berdasarkan berbagai penelitian tersebut, di kawasan Candi Padang Roco ditemukan adanya parit keliling candi serta temuan keramik dari berbagai masa. Berdasarkan temuan-temuan tersebut, mengindikasikan bahwa Padang Roco diperkirakan sebagai salah satu pusat Kerajaan Melayu Dharmasraya. Pemugaran pada Kompleks Candi dilakukan oleh Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala yang sekarang bernama BPCB Sumatera Barat. Pemugaran pada Kompleks Candi Padang Roco Jorong Padang Roco Nagari Siguntur Kecamatan Sitiung Kabupaten Dharmasraya dilakukan mulai tahun 1995 - 2005 oleh BPCB Sumatera Barat.

Share